Cara Membuat Songket
Songket
adalah suatu buah karya yang memiliki citarasa seni yang tinggi. Dalam
proses pengerjaannya, songket harus dilakukan dengan cermat. Sisir
tenun dimasukkan benang lungsi sutera dan handle utama pada jalinan
kain akan diisi benang emas dan sutera dengan pola yang simetris.
Songket Palembang ini dibentuk oleh
bahan baku berbagai jenis benang diantaranya benang kapas, benang sutera
ataupun yang lebih lembut. Bahan baku berupa benang putih biasanya di
import dari cina, Thailand ataupun india guna mendapatkan kain songket
yang bagus. Selanjutnya sebelum proses penenunan, benang diberi warna
denga cara dicelup dengan warna yang diinginkan. Biasanya songket
Palembang didominasi dengan warna merah, tapi pada saat ini warna merah
tidak mutlak.
Pada zaman dahulu, zat pewarna khususnya
yang berwarna merah didapat dari alam dengan cara mengolah kayu sepang
yang diambil intinya dan direbus dengan campuran akar mengkudu.
Untuk warna kuning didapat dengan hasil pengolahan kunyit sedangkan warna biru dengan indigo. Sedangkan warna-warna sekunder seperti ungu, orange dan hijau didapat dengan cara mencampur warna-warna primer yang tadi sudah didapat dan ditambahkan tawas agar warna tidak menjadi pudar.
Untuk warna kuning didapat dengan hasil pengolahan kunyit sedangkan warna biru dengan indigo. Sedangkan warna-warna sekunder seperti ungu, orange dan hijau didapat dengan cara mencampur warna-warna primer yang tadi sudah didapat dan ditambahkan tawas agar warna tidak menjadi pudar.
Penenunan dilakukan setelah proses
pewarnaan benang. Benang pakan ditempatkan secara melebar dan horizontal
sedangkan benang lungsi penempatannya secara horizontal atau memanjang.
Benang-benang ini penempatannya harus dihitung secara teliti dan
cermat. Persilangan kedua benang inilah yang nantinya akan menjadi kain
songket. Sedangkan motif didapatkan dengan cara menambahkan benang emas
yang diselipkan diantara tenunan tersebut.
Rumitnya cara pembuatan kain songket ini
membuatnya lama baru bisa menghasilkan kain songket yang baik. Hal ini
juga disebabkan pada masa lalu pembuatan kain songket hanya dikerjakan
pada waktu luang oleh para gadis remaja dan ibu-ibu selesai mereka
beraktifitas dikebun dan mengurus pekerjaan rumah.
Motif warna emas biasanya menjadi cirri
khas tenun songket. Terdapat tiga jenis benang emas yang dikenal dari
segi pengerjaannya, yaitu benang emas sartibi, benang emas Bangkok, dan
benang emas cabutan. Benang emas cabutan ini didapat dari kain songket
yang sudah lama dan sudah rusak yang diurai kembali dengan dengan cara
mencabut benang emasnya. Biasanya benang emas ini masih bagus dan masih
kuat dan dapat dipergunakan kembali dengan cara dicelupkan dengan cairan
emas 24 karat untuk peremajaan.
Hasil yang didapat dari pemanfaatan benang emas songket yang sudah lama dan rusak biasanya akan menghasilkan kain songket baru yang yang antik. Jadi sangatlah wajar jika kain songket harganya sangat mahal menilik dari proses pengerjaannya yang rumit dan telaten.
Hasil yang didapat dari pemanfaatan benang emas songket yang sudah lama dan rusak biasanya akan menghasilkan kain songket baru yang yang antik. Jadi sangatlah wajar jika kain songket harganya sangat mahal menilik dari proses pengerjaannya yang rumit dan telaten.
Benang emas yang juga biasa digunakan
adalah benang emas sartibi. Saya juga begitu kurang faham kenapa
dinamakan benang emas sartibi, mungkin ini terkait dengan orang yang
pertama kali memakai jenis benang emas ini. Benang emas ini merupakan
benang emas sintetis yang berasal dari pabrikan yang dari jepang. Adapun
jenis benang ini halus dan tidak begitu mengkilap dan juga ringan
sehingga hasil tenunan menjadi ringan. Sedangkan jenis benang emas
Thailand karena dia memang berasal dari Bangkok, Thailand dan biasanya
mengkilap. Adapun komponen pendukung pembuatan kain songket adalah: alat
tenun, benang merah, rungsen, benang emas, lidi, buluh, baliro,
plenting dan lain-lain.
Sabar, tekun dan ulet mutlak diperlukan
dalam membuat kain songket. Jika terburu-buru dan tidak sabaran maka
hasil yang didapatkan akan kurang bagus. Satu bulan biasanya waktu
minimal yang paling cepat yang dibutuhkan dalam pembuatan tenun songket
belum ditambah pembuatan motif yang biasanya memakn waktu kurangkebih
setengah bulan sehingga total waktu yang diperlukan adalah satu setengah
bulan.
Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam pembuatan kain songket:Pencelupan
Siapkan warna yang dikehendaki, kemudian
benang sutera yang masih berwarna putih dicelup. Setelah dicelup maka
benang tadi dijemur dibawah sinar matahari langsung dengan memakai
bamboo sebagai penyanggahnya.
Cabutan
Seperti telah dijelaskan diatas, maka
proses ini adalah mencabut atau memisahkan benang emas dari songket
lama. Pada proses ini maka harus dikerjakan dengan sangat hati-hati
karena benang emas pada kain yang sudah lama akan mudah rusak dan
rontok. Setelah terpisah dari kain, benang emas ini digulung sedemikian
rupa agar tidak rusak. Jika terjadi kerusakan pada benang emas, maka
dilakukan proses perbaikan dengan cara menyambung benang emas yang rusak
tersebut, biasanya benang tersebut putus dan dilakukan penyambungan,
setelah itu benang emas tersebut digulung dengan memakai planting yang
terbuat dari bamboo dan dimasukan teropong yang juga terbuat dari
bamboo. Pada proses ini memakan waktu kuranglebih delapan sampai dubelas
hari.
Penenunan
Proses selanjutnya adalah penenunan.
Proses penenunan ini yaitu dengan cara memasukan benang emas dan benang
sutera sesuai dengan motif yang diinginkan. Motif desain dilakukan
dengan cara mengcungkit dengan menggunakan lidi untuk mendapatkan motif
yang diinginkan. Proses ini memerlukan waktu yang cukup lama, biasanya
hingga dua sampai tiga bulan.
Karena semua bahan baku hampir semuanya di import, maka meyebabkan kain songket begitu mahal harganya. Turun temurun benang ini, baik sutera ataupun emas di import dari cina, jepang dan Thailand juga india. Untuk sutera local memang bisa digunakan tetapi biasanya agak susah di tenun.
Karena semua bahan baku hampir semuanya di import, maka meyebabkan kain songket begitu mahal harganya. Turun temurun benang ini, baik sutera ataupun emas di import dari cina, jepang dan Thailand juga india. Untuk sutera local memang bisa digunakan tetapi biasanya agak susah di tenun.
Harga songket dipengaruhi juga oleh
motif atau pola yang benang emas yang dipakai. Tentunya semakin penuh
dan semakin rapat pola yang terbentuk maka akan membuat harga sebuah
kain songket menjadi lebih mahal.
Perlakuan khusus untuk kain songket mutlak dilakukan. Kain songket tidak bisa sembarangan didalam perawatannya. Kain songket tidak bisa dicuci baik itu dengan dry cleaning ataupun wet cleaning. Lihat cara perawatan songket palembang.
Perlakuan khusus untuk kain songket mutlak dilakukan. Kain songket tidak bisa sembarangan didalam perawatannya. Kain songket tidak bisa dicuci baik itu dengan dry cleaning ataupun wet cleaning. Lihat cara perawatan songket palembang.
Songket Palembang – Peralatan dan bahan pembentuk
Ada dua peralatan dalam membuat kain
tenun songket Palembang. Yang pertama adalah peralatan pokok dan yang
kedua adalah peralatan tambahan. Kedua peralatan tersebut biasanya
terbuat dari bamboo dan kayu. Peralatan pokok terdiri dari alat tenun
itu sendiri yang disebut DAYAN. Alat ini berukuran 2 x 1.5 m dan terdiri
dari gulungan yaitu alat yang berguna untuk menggulung benang dasar
tenunan. Komponen lainnya adalah Penyicing yaitu alat untuk menyongket,
Cahcah yaitu alat yang digunakan untuk memasukan benang kedasar benang
yang lain, dan Gun yaitu alat untuk mengangkat benang.
Untuk peralatan tambahan yaitu
Pelenting, Gala, Belero ragam, Teropong palet. Pelenting digunakan untuk
mengatur posisi benang ketika ditenun. Semua peralatan tambahan
tersebut diposisikan sedemikian hingga mudah dicapai oleh si penenun.
Kain dasar pembentuk tenun songket
biasanya disebut Lungsin atau Lusi. Benang ini terbuat dari kapas, kulit
kayu, serat pisang, serat nanas dan daun palem. Untuk hiasan terbuat
dari benang emas dan benang sutera. Benang sutera ini didatangkan dari
cina dan Taiwan, dan untuk benang emas didatangkan dari jepang, india,
Thailand, jerman dan perancis. Untuk pewarna benang juga didatangkan
dari jerman dan inggris.
Membuat benang lungsin adalah dengan cara memutar pemberat dengan jari tangan. Adapun bentuk pemberat tersebut seperti layaknya gasing yang bahannya terbuat dari kayu. Di wilayah lain seperti sumatera barat, jawa, bali dan Lombok pemberat tersebut diberi nama antih yaitu alat yang terdiri dari roda yang bisa berputar beserta pengait untuk memutar roda tersebut.
Membuat benang lungsin adalah dengan cara memutar pemberat dengan jari tangan. Adapun bentuk pemberat tersebut seperti layaknya gasing yang bahannya terbuat dari kayu. Di wilayah lain seperti sumatera barat, jawa, bali dan Lombok pemberat tersebut diberi nama antih yaitu alat yang terdiri dari roda yang bisa berputar beserta pengait untuk memutar roda tersebut.
Benang biasanya direndam didalam air
sabun dengan maksud untuk meghilangkan zat minyaknya baru kemudian
dicelup pada warna yang diinginkan. Setelah kering baru benang tersebut
digulung dan disiapkan jumlah helai benang yang akan ditenun.
Dewasa ini banyak pengrajin yang
memotong proses pewarnaan ini dengan cara langsung membeli jenis benang
yang sudah memiliki warna langsung dari pabriknya baik itu diimport
maupun membeli didalam negeri.
Songket Palembang – Teknik Pembuatan
Pada dasarnya songket Palembang dibuat
dalam dua tahap. Tahap pertama adalah menenun rata atau polos pada kain
dasar. Tahap kedua adalah menenun pola atau motif hiasan dengan benang
pakan. Dieropa model menenun seperti ini disebut Inlay Weaving system.
Menenun kain dasar
Pada fase ini prosesnya adalah benang
yang di kani salah satu dari ujungnya direntang diatas meja. Sedang
ujung yang lainnya dimasukan kedalam sisir atau suri. Sekitar
duapuluhlima suri atau sisir diisi dengan benang dan diatur sedekemikian
rupa sehingga setiap lobang suri dapat memuat empat helai benang. Ini
nantinya digunakan untuk membentuk tepi-tepi kain. Untuk lubang yang
lainnya diisi dua helai benang disetiap lubangnya. Setelah semua benang
disusun sedememikian rupa didalam suri, barulah kemudoan digulung
menggunakan boom yang dibuat dengan bahan kayu. Pekerjaan tersebut biasa
disebut mensayin benang atau menyajin. Setelah proses tersebut
dilanjutkan dengan memasang dua buah Gun yang ditempatkan didekat sisir.
Pekerjaan ini sesuai dengan namanya disebut pemasangan Gun Penyeyit.
Dalam posisi duduk, penenun menggerakkan dayan dengan cara menginjak
pedal untuk memisahkan benang sehingga benang bisa dimasukkan dengan
mudah melewati dayan dari arah kiri dan kanan secara bergantian. Posisi
benang yang melintang akan dirapatkan dengan dayan bersuri sehingga akan
membentuk kain dasar.
Membuat Hiasan
Pembuatan hiasan atau motif caranya agak
rumit yaitu dengan cara memasukan pakan tambahan kedalam kain dasar
yang polos. Teknik ini biasa di eropa disebut supplementary weft. Cara
ini harus dilakukan denga teliti dan melalui perhitungan yang cermat.
Bagian kain dipasang Gun kembang untuk memasukan benang emas atau sutera
kedalam kain dasar polos sehingga nantinya akan terbentuk sebuah pola
atau motif yang diinginkan.
Pekerjaan membuat motif ini memerlukan waktu yang cukup lama, hal ini dikarenakan benang emas dan sutera harus dihitung jumlahnya menurut rumusan tertentu dan dirapatkan sedemikina hingga satu persatu untuk mendapatkan hiasan atau motif yang ingin dibuat.
Pekerjaan membuat motif ini memerlukan waktu yang cukup lama, hal ini dikarenakan benang emas dan sutera harus dihitung jumlahnya menurut rumusan tertentu dan dirapatkan sedemikina hingga satu persatu untuk mendapatkan hiasan atau motif yang ingin dibuat.
Waktu pengerjaan sebuah kain songket
sangat tergantung dari jenis tenunan dan ukuran kain, juga dari
kerumitan motif atau pola yang akan dibentuk dari kain songket itu
sendiri. Jadi, untuk kain songket yang halus dan rumit motifnya tentu
saja memerlukan waktu pengerjaan yang lama. Setiap hari, seorang penenun
kain songket dapat menghasilkan kain dengan panjang hanya lima sampai
sepuluh sentimeter saja. Jadi, untuk membuat kain songket berupa sarung
misalnya, maka akan menghabiskan waktu minimal dua bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar